Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مالي و لي الدنيا إنما مثلي ومثل الدنيا كمثل راكب قال في ظل شجرة ثم راح وتركها
“Apa urusanku dengan dunia ? Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan
dunia adalah seperti pengembara yang tidur siang hari di bawah naungan
pohon. Ia istirahat, lalu meninggalkannya” [HR. Ahmad 1/391 dan
At-Tirmidzi no. 2377; shahih]
Beliau juga bersabda:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara" [HR Bukhari no. 6416]
'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata,
اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً،
وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنَ، فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ
الْآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ
الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابٌ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ
"Dunia berjalan meninggalkan manusia sedangkan akhirat berjalan
menjemput manusia, dan masing-masing memiliki generasi. Maka jadilah
kalian generasi akhirat dan janganlah kalian menjadi generasi dunia.
Karena hari ini (di dunia) yang ada hanyalah amal dan belum dihisab
sedangkan besok (di akhirat) yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi
amal."
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam membuat garis-garis lalu bersabda, "Ini
adalah manusia, ini angan-angannya dan ini adalah ajalnya. Maka tatkala
manusia berjalan menuju angan-angannya tiba-tiba sampailah dia ke garis
yang lebih dekat dengannya (daripada angan-angannya)." Yakni ajalnya
yang melingkupinya. [HR. Al-Bukhari no.6418]
Inilah prinsip hidup
seorang mukmin yang diajarkan oleh sebaik-baik manusia teladan bagi
kita semua,betapa sering harta melalaikan hati,urusan dunia merusak
ibadah,melalaikan dari akhirat,setiap nikmat kelak akan dipertanggung
jawabkan....sungguh jika sekiranya kita mengetahui bhwa kelak tempat
kembali kita surga maka bisakah kita berleha-leha....
Namun
ketahuilah bahwasanya kita tidak mengetahui kemana kelak kita akan
kembali,kepada nikmat yang kekal atau azab yang pedih.Akankah kita
berani berspekulasi bhwasanya surga adalah tempat kembali sedangkan dosa
terus kita lakukan,kemaksiatan terus kita amalkan,sedikitnya bekal
ketaqwaan...padahal itulah sebaik-baik bekal bagi kita untuk bertemu
dengan Allah Azza wa Jalla...Wallahul musta'an
0 comments:
Posting Komentar