Proses Packing Kopi YANIKMA

Salah satu program SMK YANIKMA adalah melatih siswa-siswi untuk berwira usaha dengan menghasilkan produk-produk yang bisa laku untuk di jual di pasaran, salah satu nya Kopi Bubuk Asli Lampung.

Sosialisasi Program SMK YANIKMA Ke MTs MUHI Sekampung Udik

Menyongsong Tahun Ajaran Baru 2023/2024 SMK YANIKMA melaksanakan kegiatan sosialisasi ke MTs MUHI Sekampung Udik.

Wisuda Angkatan IV SMK YANIKMA

Prosesi Wisuda Angkatan IV Kompetensi Keahlian Multimedia SMK YANIKMA Tahun Pelajaran 2020-2021.

Kegiatan Ekskul Seni Hadrah SMK YANIKMA

Salah satu sarana menyalurkan bakat siswa di bidang seni adalah dengan menyediakan sarana yang sesuai, salah satunya dengan alat musik Hadrah.

PASUKAN PENGIBAR BENDERA SMK YANIKMA

Salah satu Kegiatan untuk melatih kedisiplinan siswa adalah aktif mengikuti Latihan Baris Berbaris, salah satunya melalui Ekskul PASKIBRA.

Rabu, 15 April 2015

MENGHAFAL AL-QUR'AN


KEUTAMAAN MENGHAFAL AL-QUR'AN

Berikut ini adalah beberapa keutamaan-keutamaan menghafal Al-Qur'an.

1. Hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu:
"Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh". (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih).

2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam.

Dari Abi Hurairah Radiyallahu 'anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Al Qur'an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hafalan Al-Qur'an-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam :"Berapa banyak AlQuran yang telah engkau hafal, hai Fulan?" ia menjawab: aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah. Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam kembali bertanya: "Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?" Ia menjawab: Betul. Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:"Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!". Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: "Pelajarilah Al Qur'an dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan Al Qur'an- adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik" (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217), Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam sanadnya ada 'Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu Hibban).

3. Penghafal Al Qur'an akan memakai mahkota kehormatan.

Dari Abi Hurairah Radiyallahu 'anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: :"Penghafal Al Qur'an akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Qur'an akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Qur'an kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Qur'an memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan" (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia meninalinya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi(1/533).)

4. Dapat membahagiakan kedua orang tua, sebab orang tua yang memiliki anak penghapal Al Qur'an           memperoleh pahala khusus.


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam:

"Dari Buraidah Al Aslami Radiyallahu 'anhu, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat nanti, Al Qur'an akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Qur'an akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: "Apakah anda mengenalku?". Penghafal tadi menjawab; "saya tidak mengenal kamu." Al Qur'an berkata; "saya adalah kawanmu, Al Qur'an yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Qur'an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: "kenapa kami di beri dengan pakaian begini?". Kemudian di jawab, "kerana anakmu hafal Al Qur'an. "Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, "bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya." Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil). (diriwayatkan oleh Ahmd dalam Musnadnya (21872) dan Ad Darimi dalam Sunannya (3257).)

Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: "Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: "Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an" (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi)

5. Akan menempati tingkatan yang tinggi di Surga Allah 'Azza wa Jalla.


Sabda rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam:

"Dari Sisyah Radhiyallahu 'anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda; jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Al Qur'an. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Al Qur'an adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.

6. Penghafal Al Qur'an adalah keluarga Allah 'Azza wa Jalla.


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam:

"Dari Anas Radhiyallahu 'anhu Ia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia." Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bertanya: "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: "Ia itu ahli Qur'an (orang yang membaca atau menghafal Al- Qur'an dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.

7. Menjadi orang yang arif di surga Allah 'Azza wa Jalla.


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam "Dari Anas Radhiyallahu 'anhu Bahawasanya Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda; "Para pembaca Al Qur'an itu adalah orang-orang yang arif di antara penghuni surga,"

8. Memperoleh penghormatan dari manusia.

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam "Dari Abu Musa Al Asya'ari Radhiyallahu 'anhu Ia berkata bahawasanya Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: "Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati Orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal Al-Qur'an yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Al-Qur'an tidak di amalkan, serta menghormati kepada penguasa yang adil."

9. Hatinya terbebas dari siksa Allah 'Azza wa Jalla.

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam

" Dari Abdullah Bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu Dari Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam Baginda bersabda: " bacalah Al Qur'an kerana Allah tidak akan menyiksa hati orang yang hafal Al Qur'an. Sesungguhanya Al Qur'an ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Al Qur'an maka hendaklah ia bergembira."

10. Mereka (bagi kaum pria) lebih berhak menjadi Imam dalam shalat.


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam :

"Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu Dari Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam beliau bersabda; "yang menjadi imam dalam solat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca (hafalan) Al Qur'an."

11. Disayangi oleh Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam.


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam:

"Dari Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu Bahawa Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam menyatukan dua orang dari orang-orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad. Kemudian nabi Shallallahu 'alayhi wasallam bertanya, "dari mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Qur'an?" apabila ada orang yang dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi Shallallahu 'alayhi wasallam memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad."

12. Dapat memberi syafa'at kepada keluarga.

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam:
"Dari Ali Bin Abi Thalib Karramallahu Wajhahu: "Barangsiapamembaca Al Qur'an dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga dan memberikannya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah di tetapkan untuk masuk neraka."

13. Merupakan bekal-bekal yang terbaik.


Sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam:

"Dari Jabir bin Nufair, katanya Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda; "Sesungguhnya kamu tidak akan kembali menghadap Allah dengan membawa sesuatu yang paling baik daripada sesuatu yang berasal dari-Nya yaitu Al Qur'an.


Demikianlah keutamaan-keutamaan menghafal Al-Quran agar kita termotivasi untuk menghafal kitab suci agama Islam.

Jumat, 10 April 2015

4 KARAKTER MANUSIA

KARAKTER MANUSIA DALAM MENYAMBUT SERUAN ALLAH 





   
      1. Sami’na wa atho’na


"Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung."               (QS. An-Nur : 51)

2. Sami’na wa fakarna (munafiq)

"Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu Keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu Amat jauh terasa oleh mereka. mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau Kami sanggup tentulah Kami berangkat bersama-samamu." mereka membinasakan diri mereka sendiri[644] dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta."  (QS. At-Taubah : 42)

      3. Sami’na wa ‘ashoina (orang fasik)

"Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik." (QS. Al-Baqarah : 59)

4. La Sami’na wa la atho’na (Orang kafir) 


"Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf : 179)

Minggu, 05 April 2015

KISAH 'ASHIM BIN TSABIT

'ASHIM BIN TSABIT


"Siapa yang hendak berperang, berperanglah seperti 'Ashim bin Tsabit!" (Sabda Rasul SAW)
Kaum Quraisy keluar semuanya, bath sayyid (bangsa­wan) maupun 'abid (hamba sahaya) untuk memerangi Muhammad bin 'Abdullah di Uhud. Kedenglcian dan nafsu hendak membunuhnya di Badar masih membakar darah mereka. Tidak saja kaum pria, bahkan wanita-wanita bang­sawan Quraisy pun turut pula ke Uhud untuk menggelora­kan semangat perang pahlawan mereka dan memperkuat tekad mereka bila ternyata kendor atau melempem.
Di antara para wanita itu terdapat: Hindun bind 'Utbah isteri Abu Sufyan bin Harb, Raithah binti Munab­bih isteri 'Amr bin 'Ash, Sulafah binti Saad beserta suami­nya T'halhah dan tiga orang anak laki-lakinya: Musafi', Julas, dan Kilab, serta banyak lagi wanita-wanita
Ketika pasulcan-pasukan Islam dan musyrikin telah berhadap-hadapan di Uhud, dan api peperangan telah me­nyala, Hindun bin 'Utbah dan beberapa wanita lain berdiri di belakang pasukan pria. Para wanita ini memegang rebana, dan memukulnya sambil menyanyikan lagu perang. Antara lain berbunyi :
Tempurlah musuh-musuhmu...
Kami akan bentangkan hamparan untukmu...
Jangan mundur berserakan...
Mundur, sungguh tidak terpuji.
Lagu-lagu mereka membakar semangat prajurit ber­kuda. Dan membuat para suami seperti kena sihir.
Kemudian pertempuran usai. Kaum Quraisy mencatat kemenangan untuk mereka dalam peperangan tersebut. Para wanita Quraisy berlompatan, berlari-lari ke tengah-­tengah lapangan pertempuran mabok kemenangan. Me­reka menyiksa dan merusak mayat-mayat kaum muslimin yang tewas dalam pertempuran dengan cara yang sangat keji. Perut mayat-mayat itu mereka belah, matanya mereka congkel, telinga dan hidungnya mereka potong.
Bahkan seorang di antara mereka tidak puas dengan cara begitu saja. Hidung dan telinga mayat-mayat itu di­buatnya menjadi kalung, lalu dipakainya untuk mem­balaskan dendam bapak, saudara dan pamannya yang ter­bunuh di Badar.
Sulafah binti Sa'ad lain pula gayanya. Dia tidak seperti wanita lain. Hatinya goncang dan gelisah menunggu ke­munculan suami dan tiga orang anaknya. Dia berdiri ber­sama-sama kawan-kawannya yang sedang dimabuk keme­nangan. Setelah lama menunggu dengan sia-sia, akhirnya dia masuk ke arena pertempuran, sampai jauh ke dalam. Diperiksanya satu persatu wajah mayat-mayat yang berge­limpangan. Tiba-tiba didapatkannya mayat suaminya ter-baring hampa berlumuran darah. Dia melompati bagaikan
singa betina ketakutan. Kemudian ditujukannya pandang­an ke segala arah mencari anak-anaknya: Musafi', Kilab dan Julas. Tidak berapa lama dia mencari ke segenap lapangan, didapatinya Musafi' dan Kilab telah tewas kedua­duanya. Tetapi Julas masih hidup dengan sisa nafasnya.
Sulafah memeluk tubuh anaknya yang setengah se-karat. Kemudian diletakkannya kepala anak itu ke paha­nya. Dibersihkannya darah dari kening dan mulut anak itu. Air matanya kering karena pukulan berat yang sangat menggoncangkan hatinya.
Kemudian ditatapnya wajah anaknya seraya bertanya, "Siapa lawan yang menjatuhkan kamu, nak? Siapa,..?"
Anaknya hendak menjawab, tetapi nafas sakaratnya tidak mengizinkan. Sulafah bertanya terus menerus, "Siapa, nak...? Siapa lawan yang menjatuhkan kamu, nak...? Siapa...?"
Akhirnya Julas menjawab juga dengan suara terputus­putus, '"A... shim... bin... Tsa... bit! Dia... pula yang me... mukul rubuh abang Musaf dan...."
Belum habis dia berbicara, nafasnya sudah tiada.
Sulafah binti Sa'ad bagaikan gila. Dia menangis dan meraung sekeras-kerasnya. Dia bersumpah dengan Lata dan 'Uzza, tidak akan makan-makan dan menghapus air mata, kecuali bila orang Quraisy membalaskan dendam­nya terhadap 'Ashim bin Tsabit, dan memberikan batok kepala 'Ashim kepadanya untuk dijadikannya mangkok tempat minum khamar. Kemudian dia berjanji bagi orang­orang dapat menyerahkan 'Ashim kepadanya hidup atau mati, hadiah uang (harta) sebanyak dimintanya.
Janji Sulafah itu tersiar cepat di seluruh Quraisy. Se­tiap pemuda Makkah berharap agar mereka dapat meme­nangkan lomba itu dan membawa 'Ashim ke hadapan Sulafah, untuk memperoleh hadiah besar yang dijanjikan­nya.
Seusai perang Uhud, kaum muslimin kembali ke Madi­nah. Mereka memperkatakan pertempuran yang baru me­reka alami. Sama-sama memperlihatkan rasa sedih atas pahlawan-pahlawan yang syahid, memuji keberanian orang­orang yang luka dan sebagainya. Mereka pun tidak keting­galan menyebut-nyebut nama 'Ashim bin Tsabit yang di­katakan sebagai pahlawan gagah tak terkalahkan. Mereka kagum, bagaimana 'Ashim mampu merubuhkan tiga ber­saudara sekaligus.
Seorang di antaranya berkata, "Itu soal yang tak perlu diherankan. Bukankah Rasulullah pernah mengingatkan ketika beliau bertanya beberapa sa'at sebelum berkobar perang Badar, "Bagaimana caranya kamu berperang?" Lalu 'Ashim bin Tsabit tampil dengan busur panah di tangan. Katanya, "Jika musuh berada di hadapanku seratus hasta, aku panah dia. Apabila musuh mendekat dalam jarak tikaman lambing, aku bertanding dengan lambing sampai patah. Jika lembingku patah, kuhunus pedang, lalu aku main pedang." Maka bersabda Rasulullah, "Nah! Begitulah berperang. Siapa yang hendak berperang, berperanglah seperti 'Ashim!"
Tidak berapa lama sesudah perang Uhud, Rasulullah memilih enam orang sahabat yang mulia untuk melaksana­kan suatu tugas panting, dan beliau mengangkat 'Ashim bin Tsabit sebagai kepala. Orang-orang terpilih ini ber­angkat melaksanakan tugas yang dibebankan Rasulullah kepada mereka. Di tengah jalan, tidak jauh dari Makkah, sekelompok kaum Hudzail melihat kedatangan mereka. Kelompok itu segera mengepung mereka dengan ketat. 'Ashim dan kawan-kawan dengan sigap menyambar pedang masing-masing, dan siap siaga menghadapi segala kemung­kinan.

Kata orang-orang Hudzail, "Kahan tidak akan berdaya melawan kami. Demi Allah! Kami tidak akan berlaku jahat terhadap kalian jika kalian menyerah. Kahan boleh mempercayai sumpah kami dengan nama Allah."
Para sahabat Rasulullah berpandangan satu sama lain seolah-olah bermusyawarah, sikap apa yang harus diambil. 'Ashim menoleh kepada kawan-kawannya seraya berkata, "Aku tidak dapat memegang janji orang-orang musyrik itu!" Kemudian diingatkannya sumpah Sulafah untuk menangkapnya. Lalu dihunusnya pedangnya sambil men­do'a, "Wahai Allah! Aku memelihara agama Engkau dan bertempur karenanya. Maka lindungilah daging dan tulang­ku, jangan dibiarkan seorang juapun musuh-musuh Allah menjamah.
Kemudian diserangnya orang-orang Hudzail, diikuti oleh dua orang kawannya. Mereka bertiga bertempur mati­matian, sehingga akhirnya rubuh dan tewas satu persatu. Sedangkan kawan-kawan 'Ashim yang bertiga lagi menye­rah sebagai tawanan. Sebentar kemudian, mereka pun dikhianati oleh kaum Hudzail yang tidak memenuhi janji mereka.
Pada mulanya kaum Hudzail tidak mengetahui bahwa salah seorang di antara korban mereka adalah 'Ashim bin Tsabit. Tetapi setelah diketahuinya, mereka pun girang bukan kepalang, karena membayangkan hadiah besar yang akan diperolehnya. Memang tidak salah angan-angan mereka. Bukankah Sulafah telah bersumpah, jika dia ber­hasil membunuh 'Ashim bin Tsabit, dia akan minum kha­mar di batok kepala 'Ashim? Bukankah dia telah men­janjikan bagi siapa yang berhasil menyerahkan 'Ashim kepadanya hidup atau mati akan diberinya hadiah berapa saja diminta?!
Hanya beberapa saat setelah kematian 'Ashim bin Tsabit dan kawan-kawan, kaum Quraisy telah mencium beritanya. Karena kaum Hudzail tinggal tidak jauh dari kota Makkah. Maka para pemimpin Quraisy segera me­ngirim utusan kepada pembunuh 'Ashim, meminta kepala 'Ashim untuk menghilangkan dahaga Sulafah binti Sa'ad, menyempurnakan sumpahnya, serta meringankan kesedih­an terhadap tiga orang anaknya yang tewas di tangan 'Ashim. Para pemimpin Quraisy membekali utusan itu dengan jurnlah uang yang memadai, dan menyuruh agar menyerahkan uang itu seluruhnya kepada kaum Hudzail dengan murah hati, demi untuk mendapatkan kepala 'Ashim.
Kaum Hudzail pergi mencari mayat 'Ashim untuk me­misahkan kepalanya dari jasad. Tetapi alangkah 'ajaib, karena tiba-tiba mereka dikejutkan sarang lebah dan ge­rombolan serangga menyerang mereka dari segala arah. Ketika mereka hendak menghampiri tubuh 'Ashim yang telah menjadi mayat, serangga-serangga itu terbang menye­rang mereka, menggigiti muka, mata dan kening. Bahkan seluruh tubuh mereka tidak ada yang ketinggalan digigit serangga-serangga itu untuk mengusir mereka supaya tidak mendekati jenazah 'Ashim.
Setelah mereka coba berulang-ulang menghampiri mayat 'Ashim, mereka selalu gagal, akhirnya menyerah. Mereka berkata sesamanya, "Biarkanlah dahuiu sampai malam. Biasanya bila hari telah malam mereka terbang. Maka tinggallah mayat itu untuk kita."
Lalu mereka duduk menunggu sampai malam.
Tetapi setelah hari senja dan malam hampir tiba, langit tertutup oleh awan tebal menghitam. Kilat dan petir sabung-menyabung. Hujan lebat turun bagai dicurahkan dari langit. Belum pernah terjadi di sana hujan selebat itu semenjak mereka tahu. Dengan cepat air mengalir dari tempat-tempat ketinggian mernenuhi sungai-sungai dan menutup permukaan lembah. Banjir besar segera datang melanda segala yang ada.
Setelah Subuh tiba, mereka bangkit kembali mencari tubuh 'Ashim di semua tempat. Tetapi usaha mereka sia­sia, bahkan mereka tidak menemukan bekas-bekasnya. Rupanya banjir telah menghanyutkan jauh-jauh, dan hilang tanpa diketahui ke mana perginya.

Allah Ta'ala memperkenankan do'a 'Ashim bin Tsabit. Dia melindungi mayat 'Ashim yang suci, jangan sampai dijamah cleh tangan-tangan kotor orang-orang musyrik. Dan dia memelihara batok kepala 'Ashim yang mulia, agar tidak dijadikan tempat minum khamar oleh mereka. Allah tidak memberi kesempatan bagi mereka.

SEKILAS PRAMUKA SIT INDONESIA

VISI SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA SEKOLAH ISLAM TERPADU


MARS PRAMUKA SIT



Kami generasi muda yang gigih
Bertekad kuat membangun negri
Agar Indonesia membumbung tinggi
Harum semerbak se antero bumi

Pramuka SIT Indonesia
Dengan iman kami terus melangkah
Pramuka SIT Indonesia
Dengan TAQWA kami meraih cita
TANGGUH, TANGKAS, TEGUH di dalam jiwa
Pramuka SIT Indonesia

Demikian syair yang menggema saat pembukaan Perkemahan Ukhuwah Nasional (KEMNAS) ke 2 Pramuka SIT pada 12 Januari 2012 lalu. Syair tersebut merupakan Mars yang mengandung semangat juang tersebut di nyanyikan oleh  Justice Voice, sebuah tim Nasyid yang sangat akrab di kalangan anak muda Muslim Indonesia.

Mars yang menggetarkan jiwa dan membangkitkan patriotime tersebut ditulis oleh Kodar Slamet seorang penyair yang juga tokoh di Sekolah Islam Terpadu dan Sukro Muhab yang kini menjabat ketua umum JSIT sekaligus ketua Majelis Pembimbing Nasional Pramuka SIT. 

Ide syair tersebut sesungguhnya bersumber dari Filosofi  Pramuka yang merupakan sekelompok pemuda yang gigih yang terus melangkah meraih cita-cita mulia. Kata Iman dalam syair tersebut merupakan penegasan bahwa landasan berfikir dan berkarya bagi seorang anggota Pramuka adalah keyakinannya terhadap Allah Yang Maha Esa, sebagaimana tercantum dalam butir pertama Dasa Dharma Pramuka.

Sementara kalimat TAQWA , TANGGUH, TANGKAS dan TEGUH merupakan penggalan dari Visi Pramuka SIT yaitu "Menjadikan Taqwa, Tangguh, Tangkas dan Teguh dalam pribadi yang sholihah". Penjabaran dari Visi Pramuka SIT yang biasa disingkat 4-T tersebut adalah sebagai berikut : 

1. TAQWA       :
    memiliki keimanan yang kokoh, ibadah yang benar, amal yang baik
2. TANGGUH :
    memiliki kekuatan, kesabaran dan kesetiaan tak mengenal lelah 
3. TANGKAS  :
    memiliki keterampilan yang berlandaskan kecerdasan dan kecepatan dan selalu siap sedia 
4. TEGUH       :
    memiliki keyakinan, percaya diri, berfikiran positif dan amanah

Demikian sebuah cita-cita mulia dari Satuan Komunitas Pramuka Sekolah Islam Terpadu (SAKO Pramuka SIT). Semoga dapat senantiasa menjadi Penyemangat, Penguat dan Pengingat bahwa membangun generasi muda Indonesia perlu kesungguhan, dedikasi, kesetiaan dan pengorbanan. (FIK)


* http://www.sakopramukasit.com/2013/11/visi-satuan-komunitas-pramuka-sekolah.html

Rabu, 01 April 2015

OLAHRAGA

PENTINGNYA OLAH RAGA




Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda, dll jenis olah raga yang mbermanfaat untuk kesehatan individu.

MANFAAT KESEHATAN BAGI BADAN (JASMANI)
Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat olah raga bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul ''Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam'' oleh  Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan bahwa olah raga sangat berguna bagi kesehatan manusia jika dia mau sehat.

FILOSOFI OLAH RAGA DALAM ISLAM
Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila seseorang melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap perkembangan jasmaninya. Selain dari berguna bagi pertumbuhan kepada perkembangan jasmani manusia, juga memberi pengaruh kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur.

"Dari Uqbah bin Amir, berkata dia: saya mendengar Rasulullah SAW di atas mimbar membaca: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang kamu sanggupi dari kuda-kuda yang di tambat. Al Ayat, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu pandai memanah. Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu pandai memanah." (Hadis Riwayat Muslim).

Sabda Rasulullah SAW: "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih cinta kepada Allah daripada orang mukmin yang lemah...” (Hadis Riwayat Bukhari)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa orang Mukmin yang jasmani dan rohaninya kuat akan lebih cinta kepada Allah dari pada orang Mukmin yang lemah.

Beberapa anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga adalah SUNNAH atau dianjurkan melakukannya menurut ajaran Islam selama pelaksanaannya menurut ajaran Islam. Tetapi apabila dalam pelaksanaannya bertentangan dengan syariat Islam seperti memakai pakaian yang membuka aurat dan menimbulkan nafsu seksual serta menimbulkan perbuatan maksiat, maka hukumnya adalah haram.


Sementara sebahagian ulama mempunyai pandangan bahwa hukum olahraga adalah mubah atau di bolehkan, selama pelaksanaannya menurut ajaran Islam, tetapi apabila situasi dan kondisi dari pelaksanaan olahraga itu berubah, maka hukumnya juga berubah sesuai dengan stuasi dan kondisi dari orang yang melakukannya dan pelaksanaan olahraga itu sendiri. Dengan demikian maka hukum olahraga bisa menjadi wajib, sunat, haram, makruh dan mubah. Sehubungan hukum olahraga itu sesuai dengan situasi dan kondisinya, maka apabila olahraga itu bertujuan untuk memelihara al kulliyatu al khamsu (agama, jiwa, akal, keturunan dan harta) maka hukum olahraga menurut H. Ali Yafy dan Peunoh Daly adalah wajib.

TAHSINUL AL-QUR'AN


KEUTAMAAN BELAJAR DAN MENGAJARKAN AL-QURAN


“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.
(Faathir:29-30).

Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an.  Tentu, baik belajar ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak bisa lepas dari keutamaan Al-Qur`an itu sendiri.  Al-Qur`an adalah kalam Allah, firman-firman-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nya melalui perantara Malaikat Jibril Alaihissalam. Al-Qur`an adalah sumber pertama dan acuan utama dalam ajaran Islam.  Karena keutamaan yang tinggi inilah, yang membuat Abu Abdirrahman As-Sulami –salah seorang yang meriwayatkan hadits ini– rela belajar dan mengajarkan Al-Qur`an sejak zaman Utsman bin Affan hingga masa Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi.